Kesaksian Ust. Felix Siauw Tentang Dirinya dan Keluarganya Yang Non-Muslim

09. Terbayang sudah selaksa bantahan dan omelan yg bakal diterima | Apalagi menjelaskan bahwa saya tidak lagi ikut-ikutan Natalan.

10. Hanya saja saya tahu persis apa itu Natal | Bagi kaum Nasrani itu perayaan terbesar yaitu kelahiran Yesus, Tuhan Juru selamat.

11. Maka perayaan Natal itu bagi saya memiliki konsekuensi aqidah | Yang takkan pernah saya sampaikan selamat padanya apalagi saya ikuti.

12. Terbayang lagi respon yg saya terima nantinya?, dimarahi? diamuk? diusir? | Bagaimanapun juga ini prinsip aqidah yang harus sampai.

13. Benar saja, orangtua saya tentu tidak terima | Dgn perdebatan alot 3 hari akhirnya ke-Islam-an saya bisa mendapat tempat.

14. Saat itu ayah saya berucap | “Papi tidak bisa melarang kamu Muslim, tapi Papi juga tidak bisa menerima kamu Muslim”.

15. Sementara isak tangis ibu saya menjadi latar diskusi alot kita sepanjang 3 hari | Hati anak mana yang tak sedih melihat airmata ibunya?.

16. Tapi sekali lagi ini adalah aqidah yang tidak bisa ditawar | Saya menguatkan hati sambil mengingat perjuangan Saad bin Abi Waqqash.

17. Saya hanya berharap pada Allah bila saya bertahan dengan aqidah ini | Allah memperkenankan suatu saat kelak ayah-ibu saya Muslim.