Kisah Aktivis Mahasiswa Merasa Tertipu Acara Rembuk Nasional Aktivis 98

Uang Rp100 ribu dikembalikan ke kawannya itu. Dengan nada tinggi, Fatur menghardik: “Lu nipu gua, ya? Gua enggak bego pospera itu apa.”

Kawannya hanya diam, tak menanggapi.

Fatur memutuskan buat tak berlama-lama di sana. Dia muak. Merasa ditipu kawannya itu. Dia tidak mendukung Joko Widodo, tidak pula simpati pada Prabowo Subianto. Baginya dua-duanya sama saja, juga politisi-politisi lain yang namanya berseliweran menghiasi jagat media massa sebagai calon presiden tahun depan.

Ketika berupaya mencari pintu keluar, Jokowi datang dengan pengawalan ketat paspampres berbaju sipil. Massa mengelu-elukan Jokowi. Teriakan “dua periode” terdengar lamat-lamat.

Fatur yang ketika itu berdiri tak jauh dari Jokowi bilang, meski tak yakin pula didengar:

“Pak, kapan datang ke Kamisan?”

Klarifikasi Panitia

Wahab Tolehu, juru bicara Rembuk Nasional Aktivis 98, mengatakan rasa tertipu orang seperti Fatur karena ia tidak “mengikuti dinamika forum dari awal.”

“Kalau ada yang tidak tahu, mungkin dia bukan peserta rembuk,” katanya kepada Tirto.

Ia menjelaskan bahwa awalnya rembuk tidak dimaksudkan untuk mendukung Jokowi. Namun dalam perjalanannya, usulan ini diterima semua pihak.

“Itu [deklarasi untuk Jokowi] dinamika dalam forum dan tidak by design. Dan saya tidak terkejut karena Jokowi representasi 98,” katanya. [tirto]