Kisah Aktivis Mahasiswa Merasa Tertipu Acara Rembuk Nasional Aktivis 98

“Kenapa pakai kaos? Kok enggak pakai [jaket] almamater?”

“Kita kompak, biar sama.”

Jawaban itu membuat Fatur tak lagi menginterogasi kawannya. Ia lebih memilih diam, meski masih bingung dari mana kaos itu berasal atau siapa yang mengeluarkan uang buat membikinnya.

Keanehan kedua terjadi di bus kota, alat transportasi yang dipakai untuk sampai ke lokasi. Ada beberapa kejanggalan sekaligus. Pertama, tidak seperti demo pada umumnya, Fatur tak dimintai iuran buat menyewa bus. “Gratis,” kata kawannya itu. Keanehan kedua adalah pada kaca depan bus tertempel kertas A4 bertuliskan “Rombongan Tebet”, seperti rombongan jamaah haji.

Keanehan ketiga ketika kawannya itu memberikan selembar uang merah Rp100 ribu. Tanpa amplop, telanjang seperti seseorang membayar utang makan siang kepada kawan kantornya.

“Ini uang apa?

“Buat beli rokok di sana.”

“Dari siapa?”

“Ada dari senior kita.”

“Serius nih?”

Fatur akhirnya menerima. Tidak jarang senior-seniornya membantu para junior buat acara kampus. Hal itu yang membuatnya memutuskan buat menerima uang.

Sampai di JIExpo, keadaan sudah ramai betul. Panitia mengklaim peserta mencapai 60 ribu. Massa sudah menyemut karena memang “Rombongan Tebet” yang satu ini telat. Kejanggalan semakin menjadi. Di sana terparkir mobil bertempelkan muka-muka caleg dari PDI Perjuangan. Ada pula mobil dengan stiker Posko Perjuangan Rakyat (pospera), kelompok relawan pendukung Jokowi.

Fatur baru sadar betul bahwa ia tidak sedang mengikuti acara kumpul aktivis 98. Ia sedang mengikuti acara deklarasi dukungan untuk Joko Widodo dalam pemilu tahun depan. Wahab Tolehu, juru bicara Rembuk Nasional Aktivis 98 mengatakan kalau mereka “siap mendukung Jokowi.”