Lebih Sulit dari Krisis 1998, Rizal Ramli: Daya Beli Rakyat Terus Dirontokkan, Ini Rezim Pro-Beijing

Rizal Ramli (RR) menyamakan kondisi ekonomi saat ini dengan tahun 1998. Dimana terjadi kelangkaan sejumlah bahan pokok, BBM naik, Krisis perbankan, hingga APBN alami kebocoran.

Soeharto yang kala itu memiliki kekuatan politik akhirnya ditumbangkan oleh mahasiswa dan aktivis.

“April- May 1998: kelangkaan beras, krisis utang konglomerat, APBN bolong besar karena krisis perbankan, BBM harus naik 74%, teman-teman prodemokasi sudah ndak mau Soeharto, geopolitik juga ingin transisi Indonesia ke sistim demokratis. Akhirnya Pak Harto yg sangat kuat undur diri,” kata RR.

“Ada adagium, “Perubahan itu tidak terelakan” – Change is inevitable,” kata Rizal Ramli.

RR mengatakan bahwa suka atau tidak suka, kalau kondisi objektifnya sudah matang, hanya resiko perubahan yang bisa diminalisir.

“Kondisi objektif itu: krisis ekonomi sosial rakyat, krisis likwiditas dan dinamika geostrategis” tuturnya. (FAJAR)