Pidato Politik 24 Tahun Reformasi, Ketum ProDEM: Reformasi Diselewengkan, Oligarki Merampok Demokrasi

 

Reformasi bukan lagi menjadi mantra sakti melawan rejim Tirani seperti sediakala. Di tangan para penyeleweng, reformasi menjadi sekadar label dagangan politik segelintir kalangan yang mengklaim memiliki saham pada perubahan nasib bangsa.

Sementara di sisi lain, demokrasi yang konon dielu-elukan sebagai sistem ideal yang menjanjikan kesetaraan, dibajak oleh sekawanan oligarki. Dan sungguh ironis ketika kita harus menyaksikan para penyeleweng reformasi menyelundupkan makna demokrasi di pasar gelap politik. Turut ambil posisi menjadi sekrup dari sistem oligarki.

Jika demokrasi liberal yang ada mensyaratkan banyak uang untuk dapat mengakses kesetaraan hak dalam berbagai aspek, maka mustahil bagi rakyat banyak untuk bisa mengambil bagian dalam demokrasi tersebut.

Dengan besaran uang dalam jumlah tertentu sebagai syarat untuk mengakses kesamaan hak, maka demokrasi yang ada hanya dapat diakses oleh mereka yang punya uang sebagai modal membeli tiket kesetaraan.

Hal ini berarti, demokrasi hanya milik segelintir kalangan yang punya uang. Demokrasi yang sesungguhnya milik seluruh rakyat, dirampok oleh para oligarki dan berubah menjadi sistem oligarki.