Rumah Rakyat Yang Miring Ini Lebih Patut Direnovasi Ketimbang Gedung DPR

Eramuslim.com -DPR, warganet justru dihebohkan dengan keberadaan gubuk miring milik warga Sukabumi, Jawa Barat. Bila dibandingkan, netizen menyebut gubuk miring lebih pantas untuk direnovasi ketimbang gedung dewan.

Gubuk miring yang dimaksud adalah tempat tinggal Mak Cacih, warga Kampung Situawi RT.02/02, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Sekitar dua puluh tahun, wanita berusia 52 tahun ini tinggal bersama suami dan satu anaknya di rumah miring tersebut.

Ukurannya pun sangat sempit. Dapur, dua kamar tidur, dan ruang tamu kondisinya memprihatinkan. Dindingnya bukan berasal dari tembok batu, melainkan bilik kayu yang sudah lapuk dan penuh lobang di setiap sudutnya.

Jika tidak ditopang bambu, rumah yang tidak memiliki pondasi ini bisa-bisa sudah ambruk. Bahkan, Mak Cacih harus memiringkan tubuhnya saat memasuki pintu rumah yang miring tersebut.

“Suami saya kondektur tembak, sementara putra saya tukang bangunan. Boro-boro mau rehab rumah, uang sehari-hari cuma cukup untuk makan,” kata Mak Cacih.

Netizen yang membaca berita tersebut langsung menyampaikan keprihatinanya. “Ya Allah kalo ada angin kenceng gemana itu,” tutur akun @ leonianggi.

“Kalo angin lagi kenceng ngerih rubuh kasian si emak! Emg ga ada program bedah rumah ya? D tempat gua ajah ada, dananya dari kelurahan,” ujar akun @sesnamamazka.

“Mana Pemkot Sukabumi…woy kerja, jangan cuma duduk aja…jalan makin ancur pasar berantakan…macet dimana-mana, warga kayak diabaikan… Miris…!!!,” kata akun @andra_razz.

“Saya kasihan sama Mak Cacih. Pemerintah tidak berniat menjadikan tempat wisata seperti menara Pisa?,” usul akun @irfanfahrurrozi.

“Apa hrs nunggu roboh dulu tu rumah baru diperbaiki?” protes akun @MuqalgaCB.

“Lebih pantas ini yg dibangun daripada yang “disana”. Kemiringannya lebih jelas,” kicau akun @AfricoSp. “Miris, kota kelahiran aher,” kritik akun @Ki_duyeh.

“Ini ditengah kota, belom yang diplosok negeri, kemana ni wakil rakyat???,” ujar akun @ichan_darso.

“Anggota dpr malah minta gedung baru, liat dong katanya wakil rakyat.. Itu ibu bertaruh nyawa tinggal di rumah yang hampir roboh, miriss,” cuit akun @nurrybee.

Akun @danielht2009 justru membandingkan gubuk miring dengan gedung anggota DPR yang disebut miring. “Ada gubuk miring, tapi yg dilihat anggota DPR, gedung DPR yang miring,” sindir akun @danielht2009.

“Mana lebih urgent, Gedung DPR yg miring atau rumah Mak Cacih dengan kondisi tersebut? Cc: Wakil Rakyat,” tanya akun @RinaldiPraha.

“Ini baru real miring 7 derajat ga kaya gedung DPR yang miring miringan,” timpal akun @nafi_mujiono.

“DPR kita kudu kesana juga.. ga malu apa bilang gedungnya miring sementara mak Cacih masih tinggal di gubuk miring?,” ujar akun @itsmeterre.

“Yang di jakarta bukan gedung nya yg miring tapi para anggota nya yg pada miring,” timpal akun @ranaBREKELE.

“Para anggota DPR tolong dong nunduk ke bawah, jangan nenggak mulu. Masih banyak masyarakat Indonesia yg hidupnya belum layak,” kicau akun @ariana24p

“Miring 7°? Itu mah gedung DPR. Klo ini mah 15°. Ayo mana dulu yg mesti di bangun?,” kata akun @marno_jakbar.

“Sedih lah, karena ini di tengah Kota Sukabumi, budget bikin gedung baru harusnya bisa buat bangun rumah untuk cacih cacih yang lainnya,” kata akun @deeke_adityani.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ikut berkomentar soal gubuk miring milik keluarga Mak Cacih. Namun dia meminta masalah itu segera diselesaikan oleh pemerintah kota.

Menurutnya tidak semua masalah harus seluruhnya diselesaikan di tingkat provinsi. “Kalau bisa di handle di tingkat kecamatan, kota selesaikan saja. Penyelesaiannya tidak harus (selalu) ke level provinsi,” kata pria yang akrab disapa Aher ini.

Namun begitu pemprov akan tetap ikut mengecek masalah itu secara langsung. Bahkan Aher mengungkapkan Wagub Jawa Barat Deddy Mizwar akan mengecek ke lokasi untuk mengetahui masalah yang ada.

“Pak Wagub akan mengecek tapi pasti tidak hanya mengecek saja tapi juga membawa solusi (untuk menyelesaikan masalah),” ujarnya. (kl/rmol)