Sering Kagum ketika Lihat Makkah dan Madinah, Wanita Ini Putuskan untuk Masuk Islam

eramuslim.com – Jumat pertama bulan Ramadan 1445 H, menjadi momen bersejarah bagi Ida Suliyati yang mengikrarkan diri memeluk agama Islam di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS).

Ida Suliyati, warga Jombang, Jawa Timur, mengaku awal tertarik pada Islam karena di tempatnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, majikannya yang Muslim sangat menjunjung tinggi toleransi keagamaan. Ketika hari Minggu, Ida dipersilakan sang majikan untuk beribadah ke gereja.

“Pak Habibi (sang majikan) juga setiap hari setelah subuh selalu menayangkan siaran langsung dari Makkah dan Madinah tentang ritual ibadah (Islam) yang membuat saya tersentuh,” katanya.

Ida melanjutkan, melalui tayangan tersebut dirinya juga sering menyaksikan Ka’bah yang makin membuat hatinya bergejolak.

Akhirnya, Ida pun mengungkapkan ketertarikannya akan Islam kepada istri majikannya. Ida juga telah memantapkan hati menjadi mualaf.

“Saya sering menyaksikan siaran langsung dari Masjidil Haram, banyak orang-orang melakukan ibadah sehingga saya semakin tertarik dan memutuskan masuk Islam,” tegasnya.

“Saya kagum ketika melihat suasana di Makkah dan Madinah, saya juga sering mendengarkan selawat. Sehingga saya memutuskan untuk masuk Islam,” ucap Ida.

Ida mengikrarkan dua kalimat syahadat dibimbing Imam Besar Masjid Al-Akbar KH Abdul Hamid Abdullah, SH, M.Si, setelah salat Jumat berjemaah.

Sebelum menuntun membaca dua kalimat syahadat, Kiai Abdul Hamid Abdullah bertanya, apakah Ida puasa. Karena ia mengucap ikrar mualaf pada hari ke-4 Ramadan, ternyata Ida mengaku berpuasa.

Kiai Abdul Hamid juga bertanya tentang motivasi Ida masuk Islam. Ida pun bercerita tertarik masuk Islam setelah sering melihat Ka’bah di TV.

Kiai Abdul Hamid pun spontan mendoakan semoga Ida segera ditakdirkan umrah ke tanah suci, sehingga bisa melihat Ka’bah yang sebenarnya, bukan hanya di TV.

“Semoga segera bisa umrah. Tapi kalau sudah masuk Islam harus dijaga salat 5 waktu. Yaitu zuhur, asar, maghrib, isya’ dan subuh,” pesan Kiai Abdul Hamid Abdullah pada Ida.

Ia kemudian menuntun Ida membaca dua kalimat syahadat. Ida pun resmi menjadi mualaf sejak Jumat (15/3).

(Sumber: Kumparan)

Beri Komentar