Soal Freeport, Indonesia Diakali Rio Tinto dan McMoran ?

Komitmen Rio adalah sanggup mendanai ekspansi freeport di masa depan dalam porsi 40 persen, sebagai balasannya RIO berhak menerima pendapatan hasil produksi Grasberg sebesar porsi 40 persen juga. Ini yang disebut dengan partisipating interest yang dimiliki RIO di Freeport.

Sejak JV disepakati sampai 2021, jatah 40 persen untuk RIO hanya berlaku jika produksi mineral Grasberg Freeport di atas 118.000 ton per hari.

Dengan kata lain 100 persen uang dari penjualan 118.000 ton hasil tambang masuk Freeport Indonesia. Lalu, baru kalau ada kelebihan produksi di atas ambang volume itu, 40 persennya menjadi hak RIO.

Setelah 2021, RIO akan memperoleh 40 persen hasil penjualan bahan tambang produksi Freeport, tanpa ada batasan volume minimal produksi lagi.

Rio tercatat melakukan pinjaman untuk ekspansi Freeport (PTFI) sebesar 450 juta USD pada 1998. Dalam waktu dua tahun kemudian  PTFI melunasinya berikut dengan bunganya.

Analis memperkirakan selama 22 tahun (1996-2018) RIO telah berinvestasi sebesar 1.49 miliar dolar AS dan memperoleh keuntangan selama 22 tahun sekitar 1 miliar USD dengan rincian 477 juta (1997-2007) dan 523 juta dolar AS (2007-2018).

Tahun 2017, Rio mengalami kerugian besar. Disebutkan pada laporan pada tanggal 31 Desember 2017 kerugian yang ditanggung Rio atas operasional tambang Grasberg Papua adalah USD 169 juta.