Profesor Sejarah Barat Ramalkan 2020 AS Runtuh

Dalam sebuah artikel yang ditulis akhir tahun lalu dan dilansir belum lama ini di Phys.Org, Turchin menyebutkan bahwa pada tahun-tahun mendatang akan terjadi kekacauan politik. Puncaknya ada pada tahun 2020-an.

“Tapi ini adalah prediksi yang berbasis ilmu pengetahuan, bukan ‘ramalan.’ Ini didasarkan pada ilmu sosial yang solid,” tegas Turchin seperti dikutip dari News.com.au, Kamis, (5/1/2017).

Ia tak sependapat dengan orang-orang yang histeris dengan kehadiran Donald Trump sebagai presiden terpilih Amerika Serikat. Selama ini Trump kerap dijuluki sebagai satu dari ‘empat penunggang kuda pembawa kiamat’ yang dikisahkan dalam Kitab Wahyu.

Namun menurut Turchin, kemenangan Trump ini tidak ada apa-apanya. Karena pada dasarnya, nasib suram tersebut sudah ditakdirkan tak peduli siapa yang berkuasa.

“Masyarakat kita, sama seperti seluruh masyarakat kompleks sebelumnya, berada di rollercoaster. Kekuatan sosial impersonal membawa kita ke atas, kemudian terjun tak terelakkan,” terang Turchin.

Lebih lanjut sang profesor mengatakan, kekacauan akan didorong oleh proses “ledakan elite”. Yang dimaksudnya adalah jumlah orang-orang kaya atau kalangan elite dalam masyarakat tumbuh pesat dan jurang pemisah antara mereka dengan warga miskin kian lebar.

“Ledakan elite pada umumnya akan mengarah ke lebih banyak kompetisi intra-elite yang secara bertahap melemahkan semangat kerja sama, menyebabkan polarisasi ideologi dan fragmentasi kelas politik,” tulisnya.

“Hal ini terjadi karena semakin banyak pesaing, semakin banyak pula yang berakhir di pihak yang kalah. Sebuah kelas besar dari elite yang tidak puas, kebanyakan di antara mereka berpendidikan dan sangat mampu ditolak aksesnya ke posisi elite,” ungkap Turchin.

Akademisi itu juga menyinggung “stagnasi dan penurunan standar hidup serta menurunnya kesehatan fiskal negara sebagai akibat dari jatuhnya pendapatan negara dan meningkatnya biaya” dapat memicu potensi kemerosotan drastis.

Namun bagaimana pun Turchin menegaskan, teorinya ini dapat membantu masyarakat menghindari nasib suram. Caranya dengan mengamati tren dan menghentikannya sebelum menimbulkan masalah bagi masyarakat.

“Kita dapat menghindari yang terburuk, mungkin dengan beralih ke trek yang kurang mengerikan. Mungkin pula dengan jalan mendesain ulang rollercoaster,” pungkasnya.(kl/kfr)