Studi Kesehatan Buktikan Ponsel Picu Pertumbuhan Tumor Langka

Dari temuan ini, Bucher melihat ada dampak biologis dari radiasi ponsel namun belum bisa menyimpulkan bahwa radiasi ponsel atau radiasi radio frekuensi bersifat karsinogenik. Sekalipun radiasi radiofrekuensi dianggap bersifat karsinogenik, maka kadarnya masih kecil.

“Saya rasa semua orang akan mengklasifikasikan radiasi radio frekuensi sebagai karsinogen lemah, jika (radiasi radio frekuensi) ini dianggap sebagai karsinogen,” lanjut Bucher.

Hp vs Quran

Food and Drug Administration (FDA) juga menilai temuan ini memberikan keyakinan bahwa penggunaan ponsel aman. Meski ponsel digunakan setiap hari oleh sebagian besar masyarakat, FDA juga tidak melihat adanya peningkatan kasus seperti tumor otak.

“Kami meyakini batas keamanan ponsel saat ini bisa melindungi kesehatan masyarakat,” terang Direktur Divisi Center for Devices and Radiological Health FDA Jeffrey Shuren MD JD.

Di sisi lain, beberapa ahli menilai temuan National Toxicology Program justru perlu diiringi dengan kewaspadaan. Alasannya, beberapa penelitian terdahulu juga secara konsisten menunjukkan bahwa radiasi ponsel dapat merusak DNA. Fakta bahwa radiasi ponsel dapat merubah DNA seharusnya menunjukkan bahwa radiasi ponsel harus ditangani dengan lebih baik.

“Jarak merupakan teman Anda dengan ponsel,” ungkap ahli toksikologi dari Environmental Health Trust Devra Davis PhD.

Menambah sedikit saja jarak antara pengguna dan ponsel, lanjut Davis, sudah dapat mengurangi paparan radiasi ponsel terhadap pengguna. Davis juga menyarankan orang-orang yang membawa ponsel dekat dengan bagian tubuh sebaiknya mengatur agar ponsel yang mereka bawa berada dalam mode penerbangan atau airplane mode. Pengaturan ini dapat menurunkan paparan radiasi terhadap orang yang membawa ponsel tersebut.