Tembus Rp.69.640 Triliun! Cina Jadi Kreditor Terbesar Dunia

“Gencarnya pinjaman utang internasional itu adalah hasil pertumbuhan ekonomi China yang cepat, tetapi juga karena kebijakan going global dari China,” ujar Tresbech yang menjadi kepala peneliti keuangan internasional dan pemerintahan dunia di Kiel Institute.

Selama ini China dikritik karena menggelontorkan utang lewat program Jalur Sutera Baru mereka. Foreign Policy dan berbagai pengamat kerap menyebutnya sebagai Diplomasi Utang (debt diplomacy).

Utang Tersembunyi

Masalah lain dari utang China adalah negara itu tidak transparan dalam pelaporan utang. Utang tersembunyi ini memberi dampak berat bagi negara seperti Venezuela, Iran, dan Zimbabwe.

Akibat dari kasus utang tersembunyi ini, ada negara yang utangnya tampak lebih kecil dari sebenarnya. Lembaga internasional seperti IMF kesulitan untuk menganalisis tingkat utang negara tersebut demi memberikan strategi dalam meringankan utang.

Meski bunga utang dari China lebih kecil, mereka memiliki tempo pembayaran yang lebih singkat. China pun siap menerima pembayaran dari sumber daya negara itu seperti minyak.

Tahun lalu, Sri Lanka harus rela menyerahkan pelabuhannya karena masalah utang ke China. Akibatnya, Diplomasi Utang China juga mendapat julukan Diplomasi Jebakan Utang (debt-trap diplomacy).

Menurut laporan Reinhard, Trebesch, dan Horn, daerah-daerah yang paling banyak berutang ke China adalah di wilayah Asia Tengah dan Timur Jauh (Asia Timur dan Tenggara) seperti Las dan Kamboja. Selanjutnya ada Amerika Latin dan negara Eropa Timur.

Impor China dari AS Turun 31 Persen Akibat Perang Tarif

Impor China dari Amerika Serikat merosot pada bulan Juni di tengah-tengah perang tarif dengan Washington, sementara ekspor ke pasar Amerika melemah.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu, 14 Juli 2019. Impor barang-barang Amerika turun 31,4 persen dari angka tahun sebelumnya menjadi USD 9,4 miliar dolar.

Sementara ekspor ke pasar Amerika turun 7,8 persen menjadi 39,3 miliar dolar, sebut data bea cukai hari Jumat. Surplus perdagangan China dengan Amerika Serikat melebar tiga persen menjadi 29,9 miliar dolar.

Perdagangan Amerika-China telah melemah sejak Presiden Donald Trump mulai menaikkan tarif tahun lalu terhadap berbagai produk dari China dalam perselisihan mengenai ambisi teknologi Beijing.