Bekas Sujud, Bukan Sekadar Hitamnya Jidat

Ajaran agung yang mereka pegang teguh adalah sebagai dai, di mana pun berada, dalam kondisi apa pun. Maka kesibukannya adalah mengajak  orang lain agar terlibat aktif dalam berbagai proyek kebaikan di sepanjang hidupnya.

Mereka menyadari, Allah Ta’ala menciptakan mereka sebagai seorang hamba dan khalifah. Hamba dalam konteks memenuhi hak-hak Allah Ta’ala dalam ritual-ritual fardhu yang tak bisa ditawar dan sunnah yang menjadi keutamaan, serta khalifah yang sibuk memakmurkan bumi dengan kalimat-kalimat Allah Ta’ala, agar tegak di muka bumi, agar dinikmati oleh sebanyak mungkin umat manusia.

Dengan demikian, makna ‘atsar/bekas sujud’ ini sangat korelatif dengan makna shalat yang seharusnya menjadi pencegah efektif seorang pelaku shalat dari keburukan dan menjadi pemicu baginya untuk gegas dalam berbuat kebajikan dan mengajak orang lain untuk turut serta di dalamnya, bukan bersembunyi di kamar dengan dalih menjaga diri.

Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]