Benarkah Bumi Itu Datar? Begini Kata Gus Baha…

“Kita juga bisa melihatnya dari kalimat tasbih, SubhanAllah. Kalau kita meyakini bahwa kalimat tasbih kita menambah kesucian Allah, dari yang sudah Maha Suci menjadi lebih suci. Bisa-bisa kita masuk neraka.”

Seorang waliyullah, Abu Yazid Al-Busthami pernah mukasyafah (dibukakan rahasia Allah). Beliau membaca “Subhanallah, Subhanallah..”

“Abu Yazid, apa yang kau baca?” “Baca Tasbih ya Rabb”. “Apa itu Tasbih?” “Menyucikan Engkau Ya Rabb.”

“Apakah Aku tidak suci sehingga perlu kau sucikan?” Mendengar itu, Abu Yazid menangis kemudian belajar ilmu Nahwu.

Makanya kata Sayyid Abdullah Al-Haddad: “Hamba mengesakan Tuhan, Maha Suci Allah dari pengesaanku, sedangkan Dia adalah esa. Kalimat itu keluar saking takutnya salah.

Maka dari itu, kata Syeikh Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Syeikh Abu Bakar Al-Baqilani, semua lafadz itu tidak bermakna. Yang memaknai itu hati masing-masing. Bahasa hanyalah media komunikasi. Kalimat tidak selalu benar.

Termasuk ketika Al-Qur’an membahas bentuk bumi yang ditengarai berbentuk datar. Dalam QS Al Ghasyiyah Ayat 20, Allah berfirman:

وَاِلَى الۡاَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَتۡ

“Dan bumi bagaimana dihamparkan..?”

Makna dihamparkan ini adalah seperti karpet. Karpet berbentuk datar. Karpet jelas tidak berbentuk bola. Maksudnya “Seperti karpet” adalah dalam pandangan mata (Fi nadzaril ‘aini). Hakikatnya seperti apa?

Menurut ilmu pengetahuan, jelas bahwa Bumi itu berbentuk bulat menyerupai bola yang pepat di tengah. Lalu, mengapa disebutkan bahwa Bumi berbentuk “hamparan” yang seperti karpet..?”

Ini seperti kutu yang ada di kepala kita pun bisa saja menyebut kepala kita “hamparan seperti karpet”. Buktinya, mereka bisa pergi kesana kemari, mengira kepala kita datar. Tapi, apakah kepala kita datar seperti karpet?

Sekali lagi, inilah yang namanya ilmu Nadzar (pandangan), diambil dari ayat sebelum-sebelumnya, yaitu “Afala yandzuruna”, (maka tidakkah mereka memperhatikan) (QS. Al Ghasyiyah : 17).

Makanya keliru kalau ada Kiyai membantah: “Bumi itu tidak bulat, tapi Flat. Dalilnya “dan bumi bagaimana dihamparkan”?

Ya Bumi yang kita injak sekarang secara lahiriyah memang seperti karpet. Kamu lari kemana pun mirip hamparan. Tapi apakah hakikatnya seperti itu? Paham nggeh..? [sindonews]