Kisah Rasulullah Menghancurkan Mitos dan Thiyarah

Di kalangan tukang dan kuli bangunan, juga ada keyakinan begitu. Sering kita dapati, ketika sedang membangun rumah atau gedung, mereka memasang bendera. Kadang bukan bendera betulan tetapi kain seadanya atau baju usang, yang penting tampak seperti bendera. Padahal waktu itu bukan 17-an. Ternyata bendera itu dipakai sebagai tolak bala’. Mereka merasa lebih berani dan terlindungi dengan adanya bendera. Mereka dengan percaya diri turun naik lantai 1 lantai 2, karena sudah ada bendera. Tetapi mereka menjadi minder dan takut saat tidak ada bendera. Bukan masalah apakah yang berkibar itu bendera atau baju usang, tetapi yang berbahaya adalah keyakinannya.

Di kalangan ibu rumah tangga juga ada keyakinan serupa. Sebagian mereka ketika melihat awan, sementara mereka sedang menjemur baju atau menjemur padi, atau sedang ada hajatan, mereka kemudian mengambil sapu. Sapu itu diberdirikan secara terbalik dan di sebagian ujung lidi ditancapkan bawang putih, bawang merah, lombok, dan sebagainya. Dengan sapu itu, mereka jadi percaya diri bahwa hujan tidak datang. Sebab sapu beserta asesorisnya sudah diarahkan ke langit untuk menolak hujan. Bukan masalah apakah yang ditancapkan di sapu itu bawang merah, bawang putih, atau lainnya karena semua itu bermanfaat, tetapi yang berbahaya adalah keyakinannya.

Bahkan, pada saat haji pun masih ada orang yang memiliki keyakinan seperti itu. Ketika saya menunaikan haji pada tahun 2013, pada saat wukuf di arafah ada pemandangan menarik. Seorang perempuan asal Jawa menghamparkan koran, duduk di atasnya dan menumpahkan jatah makan siangnya di sana. Ketika saya tanya, ternyata dia sedang menjemur makanan untuk menjadi karak. “Karak Arafah bikin awet muda,” katanya. La haula wa laa quwwata illa billah. Ini wukuf di Arafah, yang Nabi sabdakan “Al Hajju Arafah” haji itu intinya adalah wukuf di Arafah. Ini waktu dan tempat yang mustajabah, dianjurkan untuk banyak berdoa. Kalau sekedar menjemur karak, tidak perlu jauh-jauh ke Arafah. Yang lebih parah, keyakinannya bahwa karak Arafah bikin awet muda. Lalu jika karak itu dibagikan kepada keluarganya, dibagaikan kepada tetangganya, keyakinan itu makin berkembang. Ini yang berbahaya.

Hari ini, mengambil momentum khutbah gerhana, mari kita perbaiki aqidah kita. Kita hapus mitos, thiyarah, dari keyakinan kita. Mari bersihkan hati kita. [Ditulis dari khutbah shalat gerhana bulan KH. Farid Dhofir, Lc, MSi]

(kisahikmah)