Mengubah Takdir dengan Doa, Apa Bisa?

Ustaz Zainal mengatakan, hal ini merupakan kebaikan bagi seorang mukmin. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan sebuah alat atau media yang dapat dilakukan oleh semua orang, baik mereka yang kaya, miskin, perempuan, pria, yang lemah, dan sehat, semuanya dapat berdoa.

“Makanya sungguh sangat aneh kalau kebaikan ini tidak dimanfaatkan, supaya lebih enak, lebih nyaman dari berbagai masalah-masalah hidup sehingga tidak stress, dan tidak mengalami bencana-bencana,” kata dia.

Dalam hadist riwayat Ahmad juga disebutkan bahwa, “Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak terkandung di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikannya salah satu dari ketiga hal berikut: Allah akan mengabulkannya dengan segera, mengakhirkan untuknya di akhirat atau memalingkannya dari keburukan yang semisalnya”.

Ustaz Zainal mengatakan, apabila seseorang sudah berdoa cukup lama, namun tidak dikabulkan, maka seorang hamba seharusnya bersikap  Husnudzan. Kemungkinan doa tersebut akan digunakan untuk kehidupan di akhirat.

Sebab apabila semua doa dikabulkan, maka tidak ada yang disimpan di akhirat. Sementara seorang hamba tidak luput dari kesalahan, dengan puasa yang belum tentu diterima, shalat tidak khusyuk dan sedekah yang jarang dilakukan.

“Paling Potensi doa, Allah Yang Maha sayang kepada kita, seandainya Allah bisa bicara langsung, ‘Wahai hambaku kalau doa semua kami kabulkan dan dikasih duit Rp 500 juta bisa, tapi nanti tidak ada simpanan di akhirat’,” kata Zainal.

Selain itu, doa juga dapat terwujud dalam bentuk penolakan terhadap musibah. Apabila berdoa dengan senilai Rp 500 juta, maka musibah yang ditolak sebesar itu pula, jika ada bencana seperti terkena tabrakan kereta api, namun seorang hamba dapat tidak terkena musibah tersebut karena doa yang dipanjatkan. (Rol)