Burung Hud-Hud: Salah Satu Hewan dalam Al-Qur’an

2. Sejak Kecil Mampu Menjaga Diri dan Terbang Jarak Jauh

Selain mampu mengeluarkan bau busuk, burung hud-hud kecil juga dapat menangkal predator dengan kotoran mereka. Untuk hud-hud muda, ia menggunakan paruh dan juga sayapnya serta membuat suara seperti mendesis demi melawan penyusup.

Ketika musim dingin tiba, burung hud-hud akan bermigrasi hingga ke India Barat, seluruh bagian Afrika Tengah dan Timur. Beberapa dari populasi hud-hud ini mampu beradaptasi di lingkungan tempat tinggalnya serta mempunyai subspesies.

3. Paruh Membantu Untuk Bertahan Hidup

Paruh burung hud-hud yang panjang serta agak bengkok ini memudahkannya dalam mencari makan melalui tumbuhan, tanah bahkan bisa menemukan serangga untuk bisa dimakan. Tidak hanya itu saja, digunakan juga dalam perkelahian teritorial.

Burung hud-hud dapat menyerang serangga secara ganas dengan cara mencabik-cabik bagian sayapnya, kaki serta bagian lain yang sekiranya tidak bisa dimakan. Itu semua dilakukan demi kelangsungan hidupnya.

Burung Hud-hud Tidak Boleh Dibunuh

Ada yang mengatakan bahwa burung hud-hud tidak boleh dibunuh, mengapa? Beberapa alasan yang paling mendominasi adalah daging dari burung ini dapat mengeluarkan bau busuk. Apalagi pada kitab Taurat dikatakan: “Dilarang memakannya karena dianggap sebagai binatang menjijikkan.

Sedangkan di masa mesir kuno, dianggap sebagai hewan yang suci. Apalagi burung hud-hud merupakan hewan yang telah menemani perjalanan nabi Sulaiman AS. Berkat kecerdikannya itu, dia sering menjadi utusan beliau dalam menyampaikan surat dakwah.

Surat dakwah tersebut diberikan kepada ratu Bilqis di negeri Saba’ yang berisikan, ajakan untuk menyembah Allah SWT. Itulah alasannya mengapa burung hud-hud tidak boleh dibunuh. Justru perlakuan yang benar adalah menjaganya agar tetap aman.