Tiga Amalan Agar Terhindar Dari Penyakit Malas Beribadah

Bagaimana cara untuk menghindari atau melawan rasa malas beraktivitas dan ibadah ini? Ustadzah Ummi Fairuz Ar-Rahbini yang juga istri dari Buya Yahya, dari Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon memberikan tips yakni, terus memohon kepada Allah agar tetap istiqamah, mendatangi majelis-majelis yang mulia. “Dan berkumpullah dengan orang-orang saleh dan saleha,”ungkapnya.

1. Berdoa dan memohon kepada Allah agar istiqamah dalam kebaikan

Sesungguhnya hati manusia berada di antara jari jemari Allah Ta’ala.Dialah yang kuasa mengarahkannya sesuai dengan kehendak-Nya. Untuk itu agar hati ini terus diarahkan kepada kebaikan dan amal saleh serta dihilangkan dari berbagai penyakit termasuk rasa malas maka mintalah kepada Allah melalui berdoa kepada-Nya.

Terus berzikir. Karena zikir akan menjadikan hati seserang merasa nyaman dan tentram dengan Allah Ta’ala. Inilah yang menjadi senjata ampuh untuk menghadapi berbagai tarikan hawa nafsu dan syahwat yang sering kali diprovokasi oleh setan dengan bisikan-bisikannya. Firman Allah SWT :

اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوۡبُهُمۡ بِذِكۡرِ اللّٰهِ‌ ؕ اَلَا بِذِكۡرِ اللّٰهِ تَطۡمَٮِٕنُّ الۡقُلُوۡبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d : 28)

2. Mendatangi majelis-majelis mulia

Di majelis mulia tersebut Allah akan menurunkan RahmatNya dan ini juga bisa menjadi sebab seseorang bisa mendapatkan hidayahNya. Jika seorang hamba telah diberi hidayah oleh Allah SWT maka akan mudah baginya untuk membuka pintu-pintu kemuliaan.

3. Berkumpul dengan orang-orang yang saleh atau saleha.

Maksudnya di sini bukan hanya ulama(orang alim) akan tetapi siapapun yang bisa membawa pengaruh positif untuk kita agar bisa lebih dekat kepada Allah Ta’ala.

Tidak jarang seseorang yang pada awalnya malas menjadi bersemangat ketika menyaksikan orang-orang di sekelilingnya begitu rajin. Sangat mungkin seorang anak yang tadinya malas membaca Al Qur’an kemudian menjadi bersemangat untuk membacanya setelah menyaksikan ayah atau kakaknya yang begitu rajin membacanya.

Tepatlah apa yang dikatakan Ibnu Kholdun bahwa manusia adalah anak lingkungannya, artinya orang-orang yang ada disekitarnyalah yang membentuk karakter dan kepribadian seseorang. Untuk itu seorang mukmin haruslah memperhatikan lingkungannya, baik lingkungan rumah, kantor, bisnis bahkan lingkungan bermainnya.

Seperti sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, ”Seseorang itu tergantung dari (kualitas) agama kawan karibnya maka seseorang diantara kamu melihat siapa yang menjadi kawan karibnya.” (HR. Abu Daud)

Semoga dengan mengamalkan tiga hal tersebut bisa untuk membentuk kita sebagai muslimah untuk tetap bisa istiqomah dalam beribadah dan untuk bisa melawan hawa nasfsu yang ada pada diri kita sendiri.

Wallahu A’lam (sdo)