Bila Hati Bersatu karena Allah

Tidaklah mudah melimpahkan satu kepercayaan kepada seseorang sebelum mengenalnya begitu dekat. Tapi tidak demikian yang dihadirkan rasa percaya dari seorang teman terbaruku saat ini.

Sore yang Indah Bersama Amar

Salah satu anak yang membuat saya belajar adalah Amar. Saya bertemu dengannya di Masjid Kampus UGM pada suatu sore. Ia sedang duduk bersama ibunya, menunggu Abahnya datang dari suatu tempat.

Cermin Masa Lalu

Kita memang tak pernah bisa tahu yang akan terjadi besok, tetapi kita pernah punya masa lalu yang telah banyak memberi pengajaran. Kita pernah jatuh, terpuruk, sedih, bahagia, manis, pahit, terbang, menangis, tertawa, sendiri, bersama, di masa lalu.

Sebelum Hilang Cinta

Ketika seseorang itu ada, hadir di tengah-tengah kita, kadang kita bersikap biasa-biasa saja. Namun ketika dia telah pergi meninggalkan kita, kadang baru terasa dia sungguh berharga dan bermakna.

Cinta dan Terima Kasih

Cinta dan terima kasih. Dua kata yang sangat sederhana. Namun, kesederhanaannyalah yang membuat kita sering melupakannya. Sering mengabaikannya. Sering meremehkannya.

Cermin Ukhuwah

Saya mengenalnya baru sekitar empat tahun yang lalu. Masa yang singkat memang. Karena pada saat itu, Khodijah san baru kira-kira dua atau tiga tahun sebelumnya menjadi seorang muallaf.

Takut Mati

Kepergian beliau menimbulkan isak tangis sekian banyak orang. Tak hanya keluarga beliau –suami, anak-anak, orangtua, mertua, saudara- tapi juga orang-orang yang hadir berta’ziah ke rumahnya. Saya berada di antara sekian banyak dari mereka.

Suatu Malam Bersama Si Mbah

Saya tak bisa lupa tubuhnya yang tak lagi mampu berdiri tegak, rambutnya yang hampir seluruhnya telah memutih, pun giginya yang memerah karena digosok-gosok dengan tembakau.

Menejemen Kehidupan

Setiap kali ada di antara kami keluarganya yang belum berhasil menapaki kehidupan paman saya selalu mengatakan bahwa itu bentuk kebodohan kami. Kesalahan kami dalam memenej kehidupan.