Eramuslim – Setelah Masjid Al Aqsha dan Hasankeyf di Turki yang telah kita bahas dalam bagian I dan II. Kini dibagian terakhir kita akan berkelana ke Negeri Sakura, lalu kemudian ke benua Afrika, sebelum akhirnya kembali ke kawasan Timur Tengah untuk melihat 3 situs arkeologi terakhir yang terancam rusak dan punah.
Bangunan apa saja yang dimaksud? Berikut sedikit ulasannya;
Menara Kapsul Nakagin
Dirancang oleh arsitek Jepang Kisho Kurokawa, menara dengan 14 lantai yang terdiri dari 140 unit kapsul individu yang dapat berfungsi sebagai sebuah apartemen sekaligus kantor bisnis ini selesai dibangun pada tahun 1972.
Akan tetapi karena usianya yang sudah tua dan banyaknya gempa yang melanda Jepang dalam 10 tahun terakhir menyebabkan gedung ini terancam rubuh dan harus segera mendapat perbaikan secara menyeluruh.
Perlu diketahui bahwa kapsul – kapsul di gedung ini dapat dihubungkan dan dikombinasikan untuk menciptakan ruang yang lebih besar. Setiap kapsul terhubung ke salah satu dari dua batang besi dan empat baut tegangan tinggi dan dirancang sebagai bangunan bongkar – pasang.
Masjid Djingareyber di Timbuktu, Mali
Setelah ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO pada 25 April tahun 2013 lalu, Masjid Djingareyber yang terbuat dari lumpur yang berada di posisi ke 9 situs arkeologi kini terancam rusak akibat perubahan iklim, suhu dan cuaca akibat pemanasan global.
Akan tetapi untuk tetap menjaganya, setiap tahun sekali masyarakat di ibukota Tombuktu, Mali, menyelenggarakan festival tanah liat untuk memperbaiki dan melapisi bagian Masjid Djingareyber yang rusak.
Kawasan Rumah Tua di Beirut, Lebanon
Akibat dimakan zaman dan waktu, kawasan rumah tua di ibukota Beirut, Lebanon, masuk dalam daftar 10 situs arkeolog yang terancam akan rusak dan punah.
Dari hampir 500 lebih rumah tua yang ada dikawasan distrik Asyir (10) ini, kini hanya tinggal 350 rumah tua yang masih ada. (Almasryalyoum/Ram)
