57 Juta Data Pengguna dan Mitra Drive Uber Dicuri Hacker

CEO baru Uber, Dara Khosrowshasi pun tidak senang atas penyelesaian kasus tersebut. “Tak satupun dari masalah ini seharusnya terjadi. Saya tidak akan memaafkan hal ini. Kami akan mengubah cara berbisnis perusahaan,” kata Khosrowshasi kepada Bloomberg melalui email.

Sekadar diketahui, kasus pembobolan data pengguna dan mitra pengemudi Uber sebenarnya terjadi tahun lalu, sebelum Khosrowshasi mengambil alih posisi CEO. Ia menjadi CEO Uber menggantikan Travis Kalanick September lalu.

Kendati begitu, US Justice Departemen alias Kementerian Hukum Amerika Serikat (AS) telah memeriksa dugaan kasus kriminal, termasuk penggunaan software ilegal, pencurian hak kekayaan intelektual, serta penyuapan.

Kasus peretasan sendiri baru ditemukan bulan lalu dari hasil penyelidikan tim keamanan Uber yang dilakukan firma hukum independen.

Akibat pembobolan data ini, Uber telah memecat Chief Security Officer, Joe Sullivan. Sullivan dikenal sebagai salah satu pejabat eksekutif Uber yang tersisa dari era Travis Kalanick.

Tidak hanya Sullivan, Khosrowshashi juga memecat pengacara senior Uber Craig Clark.

Selain mengambil langkah tegas, Uber juga berupaya mencegah peretasan data pengguna dan mitra pengemudi terjadi kembali. “Saya tidak bisa menghapus apa yang terjadi di masa lalu. Kendati begitu, saya berkomitmen, kami akan belajar dari kesalahan ini,” ucap Khosrowshashi.

Saat ini, Uber juga merekrut Matt Olsen yang dulunya adalah pejabat National Security Agency (NSA) sekaligus konsultan National Counterterrorism Center.

Uber juga akan memberi pengumuman ke mitra pengemudi yang nomor pelat kendaraannya telah diunduh. Perusahaan juga akan memberikan bantuan pengawasan dan perlindungan pencurian identitas. (It/Ram)