Pemimpin Yang Dibenci Rakyatnya

Eramuslim.com – MENJADI pemimpin itu berisiko rahmat atau laknat. Tergantung dari menunaikan amanat atau khianat.

Pemimpin harus betul memperhatikan kepentingan rakyat yang dipimpinnya bukan berorientasi pada kepentingan dirinya sendiri yang hanya untuk menumpuk kekuasaan atau kekayaan. Pemimpin demikian pasti dibenci oleh rakyat.

Ketika terjadi situasi yang menimpa pada diri pemimpin apakah kesulitan atau sakit atau penderitaan lainnya, maka rakyat bukan simpati dengan mendoakan agar lepas dari kesulitannya, melainkan mengolok-olok, menghukumi, bahkan mungkin akan mendoakan yang buruk.

Betapa celakanya urusan dunia dan akherat pemimpin yang dibenci oleh rakyatnya.

Di musim covid 19 ketika pejabat tertular maka lihat bagaimana reaksi publik. Tak peduli dengan kondisi yang mungkin akan membaik atau sembuh. Sumpah serapah bertebaran di media sosial. Mengaitkan dengan perilakunya yang selalu menyakiti rakyat atau umat.

Kasus Menag yang terberitakan terkena covid 19 suatu hal yang biasa dan mungkin sembuh. Tapi jagad dunia maya heboh. Ada yang kaitkan sebagai peringatan agar tobat hingga ada yang nyeletuk ini adzab.

Mengapa Menteri yang mengurusi agama dicaci hingga urusan tobat segala? Ini semua akibat ulah sendiri. Menteri Agama itu fungsinya menjaga agama bukan merusak dan memyakiti umat beragama. Ributnya cuma radikalisme dan intoleransi. Akibatnya ya itulah dibenci umat.

Banyak menteri yang tidak amanah, tidak disukai sikap dan kebijakannya oleh rakyat. Menteri Pendidikan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Kesehatan, Mendagri, Menko Maritim dan Investasi, dan menteri lain yang rawan dibenci oleh rakyatnya. Jika banyak menteri yang tak disukai maka sudah pasti bermuara kepada Presiden.