“Beli Sekarang Bayar Belakangan” Bikin Masyarakat Amerika Serikat Ketagihan Belanja

Menurut studi yang dilakukan firma konsultan McKinsey, layanan “beli sekarang bayar belakangan” itu mencakup 6 persen dari unsecured loans di Amerika Serikat, 9 persen pada 2020, dan diperkirakan naik menjadi 2023.

Pihak regulator Consumer Financial Protection Bureau yang melihat kenaikan popularitas layanan itu pada musim panas lalu mengeluarkan peringatan agar masyarakat pengguna tidak terjebak hutang yang tidak sanggup mereka lunasi.

Michels, asal negara bagian Washington state, mengakui bahwa risiko itu ada. Dia mengaku tidak pernah melewatkan cicilan pembayaran untuk apa pun yang dia beli, tetapi dia juga belanjakan lebih dari kebutuhannya.

“Ini nyaris seperti game. Apa yang bisa saya lakukan untuk meningkatkan level saya?” ujarnya kepada AFP.

Lauren Saunders, salah seorang direktur di National Consumer Law Center, mengatakan layanan “beli sekarang bayar belakangan” ini pada dasarnya tidak berbeda dengan kredit tradisional.

Di satu sisi pembelian kredit membantu konsumen, tetapi di sisi lain layanan ini mengandung sejumlah risiko. [Hidayatullah]