Mengenal Fadi Al Batsh, Pakar Energi Palestina yang Dibunuh Mossad di Malaysia

Fadi telah mendapatkan beberapa penghargaan ilmiah kelas tinggi di Malaysia. Di antaranya Malaysian Treasury Award tahun 2016 yang merupakan penghargaan paling bergensi di Malaysia. Penghargaan yang diberikan atas keunggulan ilmu pengetahuan dan akademik, serta setelah mendapatkan sejumlah prestasi ilmiah yang memungkinkan dia untuk mendapatkan penghargaan tersebut. Dia adalah orang Arab pertama yang mendapatkan penghargaan tersebut.

Atas penghargaan yang diperolehnya ini, al-Batsh mengatakan, “Kami ingin menyampaikan pesan kepada dunia bahwa orang Palestina gigih dalam penemuan dan kreativitas, tidak dihentikan oleh batas-batas (geografis).”

Dia menyatakan bahwa penghargaan ini dulunya dikhususkan untuk orang Malaysia saja. Sampai akhirnya pemerintah setuju untuk diberikan pada mahasiswa Malaysia. Dan saya adalah orang Arab dan Palestina pertama yang mendapatkan penghargaan ini.”

Keluarga al-Batsh menyatakan bahwa rencananya Fadi al-Batsh meninggalkan Malaysia hari Ahad (22/4/2018) untuk berangkat ke Turki untuk memimpin konferensi ilmiah internasional di bidang Energi di sana.

Ayah al-Batsh kepada Aljazeera menuduh Mossad bertanggung jawab atas pembunuhan ini. Dia menyerukan pemerintah Malaysia melakukan investigasi segera untuk mengungkap status aksi pembunuhan ini.

“Fadi sangat unggul bagi dalam bidang teknik listrik dan telah memenangkan beberapa penghargaan internasional di bidang ini. Untuk itulah mengapa Israel melihatnya sebagai ancaman terhadapnya,” ujar Ayah al-Batsh.

Perlu diketahui bahwa Mossad Israel selalu menargetkan para ilmuwan Arab dan Muslim di banyak negara, dengan tujuan agar orang Arab dan Islam tidak memiliki keunggulan di bidang energi dan teknologi. (pip)