Densus 88 Tembak Mati Dokter Sunardi, Kerabat: Berjalan Masih Pakai Tongkat, Bagaimana Bisa Melawan

 

Ucapan duka untuk Dokter Sunardi

eramuslim.com  – Salah seorang yang mengaku kerabat dari terduga teroris, dr. Sunardi yang ditembak mati Densus 88  tak percaya almarhum melakukan perlawanan.

Hal itu diungkapkan Wadda Umar melalui akun facebooknya, Kamis, (10/3/2022).

Wadda Umar mengaku sempat bersamaan almarhum tahun 2009 saat jadi relawan gempa Padang.

“Sungguh luar biasa beliau, sederhana, santun, dan dedikasinya untuk kemanusiaan luar biasa. Saya banyak belajar tentang pengorbanan dan pelayanan dari beliau,” tulisnya.

Dia menyebut setiap ada bencana, almarhum mngirimkan relawan ke tempat bencana dalam misi kemanusiaan mengobati yang sakit tanpa memandang suku, bangsa dan agama.

Dalam setiap aksinya itu kata dia, almarhum hanya membawa peralatan medik, bukan senjata.

“Dan ketika mendengar beliau ditembak mati karena melawan, rasanya tidak mungkin. Karena saya ketemu terakhir beliau hari Sabtu kemarin saat beliau takziyah ke keluarga kami setelah perjumpaan terakhir tahun 2009, beliau berjalan masih memakai tongkat, tertatih-tatih. Sepertinya tidak mungkin bisa melawan,” ujarnya

“Semoga Allah mengampuni beliau dan menerima amal beliau, serta memasukkan ke dalam janah bersama para nabi, para sidikin, orang-orang salih dan para syuhada,” pungkasnya.

Lebih jauh kata dia, salah satu pelajaran yang bisa diambil dari almarhum adalah walaupun pengobatan gratis, berikanlah pelayanan dan fasilitas seperti yang berbayar.