UIN Jogja Larang Penggunaan Cadar di Lingkungan Kampus

Eramuslim – Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri (UIN) Kalijaga, Yogyakarta, Dr. Waryono Abdul Ghafur, mengingatkan bahwa pihaknya melarang pengenaan Pakaian ala Arab di lingkungan kampus. Tujuannya adalah mereduksi kebiasaan mengkafirkan karena perbedaan budaya.

Pernyataan ini dilontarkan Dr. Waryono dalam pembukaan kegiatan Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan Terorisme di kampus UIN Kalijaga, Rabu (11/10).

“Saya melarang keras mahasiswi memakai cadar. Saya sampaikan, kita ini hidup di Indonesia, pakailah pakaian normal Indonesia,” kata dia.

LONDON – OCTOBER 14: A woman wearing a niqab veil listens during a seminar organised by the women?s chapter of Hizb-ut-Tahrir Britain, to challenge the remarks made by Jack Straw and other British ministers against the veil on October 14, 2006 in London, England. Britain’s Leader of the House of Commons Jack Straw made comments last week regarding his view that veils such as the Burqa and Niqab split communities. (Photo by Scott Barbour/Getty Images)

Waryono menjelaskan bahwa inti dari berpakaian adalah menutup aurat. Tidak memakai cadar ditegaskannya tidak melanggar aturan agama Islam. “Makanya jangan mengkafirkan orang yang tidak berpakain ala Arab,” tambahnya tegas.

Larangan mengenakan cadar di kampus UIN Kalijaga juga diterapkan karena adanya potensi menimbulkan perselisihan antarmahasiswa dan dengan pihak lain di lingkungan kampus.

“Memakai cadar itu tidak adil. Dia bisa melihat dan mengenali wajah kita, tapi kita tidak bisa melihatnya. Kalau dibiarkan orang-orang akan saling curiga,” tandas Waryono.

Terkait kegiatan Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan Terorisme, Waryono menegaskan pihaknya sangat mendukung pelaksanaannya.

Mahasiswa sebagai generasi penerus harus diberikan pembekalan bahaya terorisme sejak dini, agar dalam dakwahnya mampu bermuatan pencegahan terorisme.