Pengungsi Palestina Ini Jualan Minuman di Bogor

Dua tahun lalu dia keluar dari Suriah karena tak lagi mampu bertahan dari serangan dan blokade rezim Suriah terhadap daerah-daerah Suriah yang dikuasai oposisi. Satu anak laki-lakinya tewas. Begitu juga ayah dan sejumlah kerabatnya.

Ibu dan beberapa saudara kandungnya juga tidak ketahuan kabarnya.

Omar dan keluarga sempat mengungsi ke Beirut, Lebanon.

Dari sana dia membayar jasa agen untuk membawanya ke Australia.

Tetapi Omar ditipu oleh sang agen dan terdampar di Indonesia.

Omar sempat menggelandang beberapa hari di Cisarua, kawasan Puncak, Bogor. Sampai dia bertemu seorang Indonesia yang pernah bekerja di Kuwait.

Orang itu membantu Omar mencarikan yayasan yang membantunya menyediakan tempat tinggal, keperluan hidup dan pendidikan anak-anaknya, serta memberinya modal usaha.

Setahun pertama Omar masih mengandalkan bantuan rutin. Setelah anak kelimanya lahir, insting wirausaha Omar berjalan.

Omar juga sudah tak lagi mendapat bantuan bulanan. Pihak yayasan yang membantunya mendesak Omar untuk berusaha. Omar mendapat modal usaha dan dibelikan sepeda motor bekas.

“Ternyata insting usaha dia bagus sekali,” kata Abu Abdillah, pihak yayasan yang membantu Omar.

Omar mengaku, awalnya dia memang pedagang yang cukup sukses. Dia pernah punya mini market dan toko elektronik yang menjual televisi, kulkas, AC, dan lainnya.

Sekarang usahanya menjual kebab dan nasi kebuli mulai maju. Dan pihak imigrasi Indonesia juga mengizinkan dia berjualan asal tidak membuat masalah.

Omar tinggal di kawasan Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor. Bersama istrinya, Amal, dia dikaruniai 5 anak, yakni Zahra (10), Rahaf (8), Rital (6), Zainah (4), dan Abdurrahman (6 bulan).

Kini keinginannya pindah ke Australia juga sudah tidak ada. “Saya ingin di Indonesia saja,” kata Omar yang bisa berbahasa Indonesia. [swr]