Awas! Neo-Komunis Hendak Memotong Sejarah

Eramuslim.com – Karl Marx meletakkan metode paling penting dari ajaran illuminati: “Jika anda dapat memotong orang dari sejarah mereka, maka mereka dapat dengan mudah dibujuk”.

Ya, pemalsuan sejarah merupakan bagian dari konspirasi, kenapa? Karena mereka kelak yang mengendalikan sejarah kita, juga mengendalikan masa depan kita.

George Orwell, penulis Inggris mengatakan bahwa orang-orang yang mengendalikan kita, sekarang juga mengontrol masa lalu kita. Orwell menyebut: “Yang digunakan untuk senjata melemahkan dan menjajah suatu negeri ada tiga cara:

1. kaburkan (cerita) sejarahnya;

2. hancurkan bukti-bukti sejarahnya agar tak dapat dibuktikan kebenarannya;

3. putuskan hubungan mereka dengan leluhurnya, katakan bahwa leluhurnya itu bodoh dan primitif (Juri Lina, Architects of Deception – Secret History of Freemasonry, 2004).

Hari ini, warga Nahdlatul Ulama (NU) heboh. Mengapa? Oleh karena buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak memuat profil pendiri NU KH Hasyim Asy’ari di satu sisi, tetapi beberapa tokoh komunis malah dimunculkan pada sisi lain. Ya. Kamus tersebut diterbitkan oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Penelusuran Suaracom, Senin (19/4/21), beberapa tokoh komunis justru diulas dalam buku setebal 339 halaman. Profil Henk Sneevliet, misalnya, ada di halaman 87. Sneevliet adalah pendiri Indische Social – Verenigin (ISDV), partai komunis pertama di Asia. Ada pula profil Raden Darsono Notosudirjo atau Darsono terdapat pada halaman 51. Darsono merupakan tokoh Sarekat Islam (SI) yang pernah menjabat Ketua PKI 1920-1925.

Juga profil Semaoen ada di halaman 262. Selain pernah menjabat Ketua PKI yang semula bernama ISDV, ia adalah pimpinan aksi PKI 1926. Demikian pula profil DN Aidit ditemukan di halaman 58. Ya, Aidit pernah membawa PKI sebagai partai terbesar keempat dalam Pemilu 1955.