Stephen Hawking, Wafat Dalam Kondisi Tidak Percaya Tuhan

Eramuslim – Ilmuwan legendaris khususnya di bidang ruang angkasa, Stephen Hawking, menghembuskan nafas terakhirnya hari Rabu 14 Maret 2018 dalam usia 76 tahun. Fisikawan asal Inggris yang berulang tahun pada 8 Januari lalu dikenal dengan buku-buku populer yang menyelidiki misteri alam semesta.

Selain itu Hawking juga menulis buku tentang anak-anak berjudul George’s Secret Key to the Universe yang bercerita tentang seorang anak yang memberontak terhadap keengganan orang tuanya pada teknologi.

Namun, pemikiran Hawking yang paling kontroversial adalah saat dia berpendapat bahwa teori big bang yang menjadi awal pembentukan alam semesta adalah akibat hukum gravitasi dan bukan campur tangan Tuhan.

Alam semesta menurut teori Hawking, awalnya berbentuk gumpalan gas yang mengisi seluruh ruang jagat raya. Gumpalan gas tersebut lalu meledak dengan satu dentuman yang amat dahsyat.

Dalam buku The Grand Design yang ditulis Hawking bersama Leonard Mlodinow, keduanya menelusuri kemunculan dan perkembangan kesadaran saintifik manusia dalam ‘periode klasik’ (sekitar tahun 500 SM) yang menyingkirkan pemikiran mitologis atau teologis atas jagat raya. Disitu Hawking menyatakan bahwa jagat raya diatur bukan oleh para dewa, tetapi oleh hukum-hukum alam yang dapat dipahami dan dijelaskan melalui observasi dan nalar.