6 Keutamaan Sedekah Diam-Diam

  1. Mendapat naungan Allah pada hari kiamat

Berdasarkan riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya:

 

Ada tujuh golongan orang yang akan diberi naungan oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan dari-Nya. (1) Seorang pemimpin yang adil. (2) Seorang pemuda yang tumbuh dalam (ketaatan) beribadah kepada Allah Azza wa jalla. (3) Seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid-masjid. (4) Dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah, mereka berdua bertemu dan berpisah karena-Nya. (5) Seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang memiliki kedudukan dan kecantikan lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah.’ (6) Seorang lelaki yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. (7) Dan seorang lelaki yang mengingat Allah dalam kesendirian lalu mengalirlah air matanya.” (HR Bukhari dan Muslim, lihat Shahih At-Targhib 1/531)

  1. Memadamkan kemurkaan Allah

Dari Mu’awiyah bin Haidah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya sedekah secara rahasia bisa meredam murka Rabb (Allah) Tabaroka wa ta’ala.” (HR Ath-Thabrani dalam Al-Kabir, lihat Shahih At-Targhib 1/532)

  1. Menyelamatkan dari siksa neraka

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya orang-orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah: (1) Seorang lelaki yang berjuang mencari mati syahid. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, ‘Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?’ Dia menjawab, ‘Aku berperang di jalan-Mu sampai aku menemui mati syahid.’ Allah menimpali jawabannya, ‘Kamu dusta. Sebenarnya kamu berperang agar disebut-sebut sebagai pemberani, dan sebutan itu telah kamu peroleh di dunia.’

 

Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka. (2) Seorang lelaki yang menimba ilmu dan mengajarkannya serta pandai membaca/menghafal Alquran. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, ‘Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?’ Dia menjawab, ‘Aku menimba ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca/menghafal Alquran di jalan-Mu.’ Allah menimpali jawabannya, ‘Kamu dusta. Sebenarnya kamu menimba ilmu agar disebut-sebut sebagai orang alim, dan kamu membaca Alquran agar disebut sebagai qari. Dan sebutan itu telah kamu dapatkan di dunia.’ Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka. (3) Seorang lelaki yang diberi kelapangan oleh Allah serta mendapatkan karunia berupa segala macam bentuk harta. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, ‘Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?’ Dia menjawab, ‘Tidak ada satu pun kesempatan yang Engkau cintai agar hamba-Mu berinfak padanya melainkan aku telah berinfak padanya untuk mencari ridha-Mu.’ Allah menimpali jawabannya, ‘Kamu dusta. Sesungguhnya kamu berinfak hanya demi mendapatkan sebutan sebagai orang yang dermawan. Dan sebutan itu telah kamu dapatkan di dunia.’ Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR Muslim)