Teguran Allah SWT Lewat Terong dan Pernikahan Bahagia

“Guru, demi Allah, untuk membeli sekerat roti pun saya tidak mampu, bagaimana mungkin saya menikah?” Gurunya itu tersenyum lalu berkata.

“Wanita itu bercerita bahwa suaminya baru saja meninggal. Masa iddahnya telah habis. Ia ingin mendapatkan suami lagi yang menikahinya sesuai sunnah Rasulullah SAW, agar tidak sendirian lagi, sehingga menutup kesempatan mereka yang ingin berbuat jahat. Apakah kamu mau menikahinya? “

Syekh menjawab, “Insya Allah saya mau.” Dan si wanita tadi pun menerima Syekh sebagai suaminya.

Sang guru langsung menghadirkan dua orang saksi untuk melaksanakan akad nikah dan memberikan mahar untuk muridnya. Setelah itu sang wanita membawa ke rumahnya. Sesampainya di rumah sang wanita membuka cadarnya, syekh kaget karena istrinya itu sungguh sangat cantik wajah istrinya putih bersinar.

 

“Ia semakin kaget, saat ia berada di rumah yang ia masuki,” katanya.

“Apakah Anda sudah makan siang?” Tanya sang wanita.

Syekh menjawab, “Belum”.

Kemudian sang wanita mengajak Syekh ke dapur untuk makan, namun saat membuka tutup panci betapa kagetnya sang wanita seraya berkata.

“Mengherankan, siapa yang berani masuk rumah ini dan menggigit terong ini! Mungkin orang yang lancang ini tahu kalau aku janda saja beraninya ya masuk rumah ini!”

Mendengar hal itu, Syekh menangis dan ia mulai menceritakan yang sesungguhnya terjadi titik ia minta maaf.

Wanita itu pun menangis mendengar cerita suaminya seraya berkata, “Kau lulus ujian, suamiku. kamu menjaga dirimu dari perbuatan haram. Sebagai gantinya Allah memberikan terong ini semua bahkan pemiliknya dan seisi rumahnya secara halal.”

Sejak itu ia tinggal bersama istrinya yang cantik, salehah, dan cerdas. Dan dengan hartanya ia menuntut ilmu menjadi seorang ulama besar. (rol)