Hukum dan Adab Mengiringi Jenazah ke Pemakaman

Dari kutipan di atas dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, senantiasa khusyu. Mengiringi jenazah hendaknya dilakukan secara khusyuk dan tidak boleh dengan bersendau gurau. Setiap pelayat yang mengiringi jenazah hingga ke tempat pemakaman hendaknya senantiasa menyadari bahwa kematian tentu menimbulkan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu sikap khusyuk harus diupayakan demi menghormati perasaan duka mereka.

Selain itu, adanya anjuran dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar para pengiring jenazah berlaku khusyuk menandakan bahwa kegiatan ini bukan semata-mata bersifat sosial, tetapi sekaligus merupakan ibadah yang bernilai pahala.

Jenazah almarhum KH. Ece Syaripudin Didi saat dievakuasi di Rumah Sakit Ad-Zaira, Madinah

Kedua, menundukkan pandangan. Mengiringi jenazah adalah ibadah. Orang beribadah terikat dengan adab yang berlaku demi membaguskan amal. Menundukkan pandangan dan tidak membiarkan mata melihat kemana-mana sangat membantu memungkinkan para pelayat mengiringi jenazah dengan khusyuk sehingga lebih bisa meresapi suasana duka. Memang menunjukkan sikap berduka atau belasungkawa khususnya kepada kerabat yang ditinggalkan termasuk hal yang dianjurkan.

Ketiga, tidak bercakap-cakap. Menghidari percakapan yang tidak perlu di antara sesama pelayat memang harus diupayakan. Suasana khidmat dan khusyuk bisa terganggu oleh suara berisik dari percakapan para pelayat yang tak terkontrol. Tetapi berbeda halnya jika suara yang keluar adalah kalimah thayyibah (لا اله إلا الله محمد رسول الله). Kalimat ini bagus diucapkan oleh para pelayat karena mengingatkan keimanan kepada Allah dan rasul-Nya dan dapat menciptakan suasana khidmat dan khusyuk di antara para pengiring jenazah.

Keempat, memperhatikan jenazah dengan mengambil pelajaran darinya. Memperhatikan jenazah secara seksama adalah penting bagi siapa saja karena akan mengingatkan bahwa setiap yang hidup akan mati. Tetapi kematian bukanlah akhir. Ia justru merupakan awal dari kehidupan yang sesungguhnya di mana setiap orang akan dimintai pertanggung jawaban atas kehidupan yang mereka jalani di dunia.

Diharapkan dengan mengambil pelajaran dari orang yang meninggal para pengiring jenazah dapat bersikap lebih hati-hati terutama jangan sampai hidupnya berakhir buruk. Siapapun yang akhir hidupnya buruk sudah pasti akan berurusan dengan neraka kelak di akherat.