Ritual Tolak Bala’ di Negeri Mayoritas Muslim

Peran syetan dan orang-orang munafiq

Dalam ayat pada awal tulisan ini tercantum peran syetan kemudian disambung dengan peran orang-orang munafiq. Syetan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Sedang orang-orang munafiq menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) orang yang mengajak untuk (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul.

Sebenarnya, syetan itu tipudayanya lemah. Telah jelas Allah firmankan:

إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا [النساء/76]

“…karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (QS An-Nisaa’ 4: 76).

Dalam kenyataan, kenapa justru di mana-mana banyak orang tunduk kepada syetan, dari yang di perkampungan tradisional sampai ke tingkat orang modern taraf nasional tetapi tunduk dan mengabdi kepada syetan dengan cara melayani pakai sesaji ataupun ritual tertentu?

Masalah itu dapat dilihat, dari sisi lanjutan ayat tersebut di atas, jelas peran orang-orang munafiq lah yang punya andil besar. Di samping itu, factor utamanya pula, karena keimanan atau keikhlasan mereka sangat tipis. Kalau mereka itu orang-orang yang mukhlis, ikhlas, beribadah hanya untuk Allah Ta’ala, maka syetan pun tidak sanggup menundukkannya. Karena dalam Al-Qur’an ditegaskan:

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (39) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (40) قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ (41) إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (42) وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ [الحجر/39-43]

Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis [799] di antara mereka.” Allah berfirman, “Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya) [800]. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.” (QS. Al-Hijr [15] : 39-43)

[799]. Yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang telah diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah s.w.t.

[800]. Maksudnya pemberian taufiq dari Allah s.w.t. untuk mentaati-Nya, sehingga seseorang terlepas dari tipu daya syaitan mengikuti jalan yang lurus yang dijaga Allah s.w.t. Jadi sesat atau tidaknya seseorang adalah Allah yang menentukan.

Allah telah mengancam para pengikut syetan bahwa tempat mereka adalah neraka Jahannam. Yang selamat hanyalah orang-orang mukhlisin yang taat kepada Allah Ta’ala, karena mendapatkan taufiq (pertolongan) dari Allah.

Ketika kenyataannya ritual-ritual yang bertentangan dengan aturan Allah Ta’ala di negeri ini dilakukan orang di mana-mana, berarti merupakan keberhasilan kaum munafiq dalam membodohi dan menyesatkan Ummat sesuai dengan program syetan. Semakin banyak dan berperannya orang-orang munafiq maka semakin merajalela pula kesesatan dan pemujaan syetan. Hingga semakin banyak pula yang memusuhi orang-orang yang mukhlis. Sehingga orang-orang mukhlis yang berupaya untuk menegakkan aturan Allah di bumi-Nya ini senantiasa berhadapan dengan orang-orang munafiq dan wadyabala syetan, baik sifatnya local, nasional, maupun internasional. Ada yang cari proyek dan ada yang cari tenaga untuk proyeknya, yang semua itu untuk menghadapi orang-orang mukhlis. Maka tidak mengherankan, kelompok yang sejak lama berhadapan dengan kaum mukhlis, akhir-akhir ini tampak lantang dalam berkaok-kaok yang intinya agar digunakan sebagai tenaga-tenaga dalam menghadapi kaum mukhlis, siap bekerjasama dengan wadyabala syetan lainnya di antaranya dengan modal ilmu syetan, misalnya ilmu kebal dan semacamnya.

Pemilik proyek pun faham, boleh-boleh saja mengucurkan dana, asal hanya tampak syar’i dan bukan syar’i betulan, yang pada hakekatnya adalah bid’i atau sebenarnya menjadikan Ummat ini bodoh dan jauh dari ajaran Islam yang benar. Proyek-proyek semacam ini lah yang tampaknya sedang didanai akhir-akhir ini, disamping ritual syirkyah yang jelas-jelas merusak iman seperti tersebut dalam uraian ini.

Benar lah ayat tersebut di atas yang menggandengkan peran syetan dengan peran orang-orang munafiq, agar hal itu dicamkan benar-benar oleh kaum muslimin. Agar tidak terjerat oleh tipuan syetan dan munafiqin.

Dan benarlah firman Allah ini:

يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (9) فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (10) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (11) أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ [البقرة/9-12]

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit [23], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi [24]”. Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. Al-Baqarah [2] : 9-12)

[23]. Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi s.a.w., agama dan orang-orang Islam.

[24]. Kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti kerusakan benda, melainkan menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang Islam.

(haji/tede/nahimunkar.com)