AADA: Ada Apa Dengan Amerika (Bag.I)

Amerika dan Hegemoni Yang Menurun

Amerika menjadi pemimpin emperium barat setelah Perang Dunia II hingga 10 tahun pertama abad 21, mulai menurun dalam tujuh tahun terakhir. Dua periode kepemimpinan Barack Obama menjadi era situasi setback, kegalauan, kebingungan, dan kehilangan kendali. Bahkan Obama sendiri menyebutnya dengan “memimpin dari belakang” (menyetir dari belakang). Adapun yang dikatakan Donald Trump tentang dua periode Barack Obama hanya kritik yang tidak lebih dari menelanjangi dan dekredibilitas. Ini pendapat sebagian besar pengamat politik yang menyebut politik Barack Obama sebagai lemah, ragu-ragu dan gagal. Bahkan negara-negara sekutu historis Amerika seperti Saudi menilai bahwa pemerintah Obama sudah meninggalkannya (Saudi) dan bukan lagi menjadi tulang punggung atau penjaga. Bahkan Saudi  dibiarkan mengambil langkah sendiri seperti yang  terjadi pada tujuh tahun terakhir dimasa era Obama. Poros Moderat Arab (sekutu AS) pun dibiarkan mengalami setback dan kemunduran, terutama Mesir dan Tunis.

Politik Obama bukan sekadar dari hasil pemikiran pribadinya, namun hal itu sebagai cerminan dari serentetan kemunduran pemerintah Bush junior di Irak dan Afganistan, kegagalan Zionis Israel dalam perang 2006, 2008/2009 di Libanon dan Jalur Gaza, ditambah krisis keuangan dunia yang menghempaskan globalisasi Amerika di tahun 2008.

Sementara itu, di era Bush Junior muncul kekuatan-kekuatan dan lompatan-lompatan manuver di Rusia, Cina, India, Iran, Afrika Selatan dan Brazil. Ini yang membuat hegemoni Amerika – Eropa di dunia mengalami kemunduran dan memperkuat peran gerakan-gerakan perlawanan rakyat dan negara-negara di Amerika Latin dan Asia.

Karena itu, kelemahan, kegamangan dan menurunnya peran secara drastis di pemerintah Obama akibat munculnya kekuatan dunia baru. Hal itu juga muncul di permukaan saat pertarungan pemilu presiden antara Hillary Clinton dan Donald Trump yang diwarnai oleh instabilitas, kekacauan dan tarik ulur di struktur negara Amerika dan Lembaga kekuasaannya. Bahkan keberhasilan Donald Trump dengan kepribadian tidak stabil dan ciri-ciri yang kontroversial membuktikan secara nyata apa yang sedang menimpa internal Amerika dari berbagai faktor kelemahan, penuaan dan krisis-krisis.