Mubaligh Versi Alquran

Kriteria komitmen kebangsaan, jika yang dimaksud adalah nasionalisme atau cinta Indonesia, tentu bisa diperdebatkan. Namun yang pasti Islam bukan hanya untuk Indonesia, tapi untuk seluruh dunia. Dai dan dakwah juga tidak bisa dibatasi oleh sekat-sekat nasionalisme, sebab Rasulullah diutus untuk rahmat bagi alam semesta dan kaffah, tidak parsial.

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” [QS Al Anbiyaa : 107].

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” [QS Al Baqarah : 208].

Jadi hakekatnya seluruh muslim adalah dai yang berkewajiban dakwah Islam. dakwah berakad hanya kepada Allah, bukan kepada manusia. Seorang muslim harus terus berdakwah meski tidak direkomendasikan oleh pemerintah, sebab dakwah adalah perintah Allah. Minggal setiap muslim melayakkan diri sebagai muslim terbaik.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” [QS Ali Imran : 110].

Tanpa bermaksud menghadap-hadapkan antara dakwah dengan pemerintah, sebab dalam pandangan Islam, pemerintah adalah obyek dakwah dan muhasabah. Namun rilis mubaligh terekomendasi kemenag semestinya tidak perlu dikeluarkan. Sebab keputusan ini akan menimbulkan berbagai polemik baru, di tengah kompleksitas polemik bangsa yang kian runyam.