Lebih Jujur soal Kartoesoewirjo, Korban Pendzaliman Sejarah

Padahal sejarah berbicara tidak demikian, gerakan yang beliau pimpin diproklamasikan di daerah Jawa Barat yang sedang berada dalam kondisi kosong kekuasaan (Vaacum of Power) akibat ditinggalkan TNI tepatnya divisi Siliwangi dan perangkat pemerintahan Republik Indonesia yang eksodus ke Yogyakarta akibat konsekuensi perjanjian Renville yang ditanda-tangani pada tahun 1948. Pada awalnya beliau tak memberontak kepada proklamasi 1945.

Namun kekecewaan demi kekecewaan beliau alami hingga puncaknya pada tahun 1948 ketika terjadi perjanjian Renville. Beliau menganggap Republik sebagai para tentara yang kabur dari medan perang dan telah menjual kedaulatan bangsanya.

Sebelum renville, perjanjian Linggarjati juga telah merugikan bagi Indonesia. Perjanjian Renville membuat teritorial RI hanya berkisar Yogyakarta dan sekitarnya sedangkan proklamasi Darul Islam dikumandangkan di Jawa Barat tepatnya di daerah Tasikmalaya. Sehingga secara nalar hubungan antara NII dan RI bukanlah negara dalam negara tetapi negara dengan negara dikarenakan memilki wilayah kekuasaan yang berbeda.

Tentara Republik memilih meninggalkan Jawa Barat sedangkan Laskar Hizbullah yang dipimpin oleh Kartoesoewirjo memilih mempertahankannya bersama rakyat Jawa Barat dari cengkraman kolonialisme.

Ketika daerah Jawa Barat mengalami kosong kekuasaan, berkumpullah para ulama-ulama untuk bermusyawarah yang menghasilkan Konferensi Cisayong, Qanun Asasi/UU Dasar, dan peleburan laskar Hizbullah dan Sabilillah menjadi Tentara Islam Indonesia (TII).

Terkait konferensi Cisayong, sebagai gambaran singkat, konferensi cisayong berisi 7 butir tahapan perjuangan Islam yang memiliki tujuan akhir pan Islamisme yaitu penegakan Khilafatul Islam di muka bumi. Jadi tidak benar jika ada anggapan NII hanyalah gerakan lokal. jika kita mencermati hasil konferensi cisayong kita akan melihat bahwa NII adalah salah satu tahap untuk menuju tujuan akhir sebenarnya yaitu tegaknya Khilafatul Islam di muka bumi.

Ditengah kekosongan kekuasaan atas wilayah Jawa Barat, Kartoesowirjo akhirnya memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia pada tanggal 7 Agustus 1949.

Dan inilah proklamasi yang beliau serukan :

PROKLAMASI BERDIRINYA NEGARA ISLAM INDONESIA

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan nama Alloh yang Maha Pemurah dan yang Maha Asih

Asyhadu anlaa ilaaha illalloh wa asyhadu anna Muhammadan Rosulululloh