Berita Palestina

Penyerang yang diidentifikasi kuat adalah pemukim Yahudi, mencorat-coret sebuah masjid di Tepi Barat, membakar dua mobil Palestina dan menebang pohon zaitun dalam serangan kepada penduduk setempat pada Kamis kemarin (8/9).

Sejumlah pejabat Palestina dan aktivis Palestina berkumpul di depan gedung milik PBB tersebut, Kamis kemarin (8/9), mengatakan mereka akan secara bertahap menggelar aksi damai menjelang pertemuan tahunan Majelis Umum PBB akhir bulan ini, Associated Press melaporkan.

Juru bicara gerakan Hamas, Dr Sami Abu Zuhri mengatakan dalam siaran pers pada hari Selasa lalu bahwa Hamas mendukung sepenuhnya keputusan ini.

Komite Perlawanan Rakyat (PRC), sebuah faksi bersenjata yang sebagian besar independen dari penguasa Islam Gaza Hamas, mengatakan pejuang mereka bentrok dengan pasukan Israel yang melintasi perbatasan dekat Khan Younis dan dilaporkan satu pejuang tewas dalam serangan udara Israel.

Legislator Hamas Ahmad Atun mengatakan kepada Ynet: “Sekitar pukul 4:30 pagi, pasukan militer Israel menyerbu rumah Abu Tir, mencari dan memberitahu dia dan keluarganya bahwa dia ditahan.

Pihak berwenang Palestina mengatakan para pemukim telah menyerang sedikitnya enam masjid di Tepi Barat dalam dua tahun terakhir. Kantor Fayyad sendiri mengkritik polisi Israel karena gagal untuk melacak orang-orang di balik kekerasan sejenis sebelumnya.

Hamas juga menyerukan persatuan dalam menghadapi pendudukan Israel dan menyerukan kepada Liga Arab, Organisasi Kerjasama Islam, dan kelompok HAM bekerja untuk membantu menghentikan kejahatan rasial Israel.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat lalu Hamas menyatakan bahwa keputusan Turki itu adalah “langkah yang benar” dalam menanggapi kesombongan Israel dan serangan terhadap armada Kebebasan serta aktivis Turki yang menjadi korban tindakan pembajakan Israel di perairan internasional .

Kecaman itu datang menyusul laporan PBB yang bocor yang mengklaim bahwa serangan militer Israel terhadap kapal bantuan sipil di tahun 2010 adalah “Legal,” meskipun laporan juga mengkritik rezim Tel Aviv untuk penggunaan ‘kekerasan yang berlebihan’ dalam insiden berdarah tersebut.

Suheib Bassam al-Saadi, 20 tahun, dihentikan dan ditahan oleh tentara Israel saat mengemudi ke kamp pengungsi Jenin, keluarganya mengatakan kepada media.