(Video) Buntut Pembakaran Al-Quran, Perusahaan Ritel Besar Qatar Boikot Produk Swedia

Eramuslim.com – Perusahaan ritel besar Qatar melakukan boikot semua produk impor asal Swedia, sampai waktu yang tidak ditentukan. Langkah tegas perusahaan Souq Al Baladi tersebut diambil menanggapi pembakaran Al-Quran yang terjadi di Swedia, lapor Doha News.

Pembakaran Al-Quran di Swedia yang dilakukan oleh Salwan Momika, seorang migran Iraq, dengan perizinan resmi menimbulakn kecaman luas dari negara-negara Muslim karena penodaan yang disengaja dan perlakuan menghasut terhadap teks agama.

Ketika ketegangan terus meningkat, pemerintah Qatar telah mengambil langkah formal untuk memanggil duta besar Swedia, menyampaikan ketidakpuasan mereka atas apa yang mereka anggap sebagai tanggapan yang tidak memadai dari otoritas Swedia dalam mencegah praktik-praktik ofensif ini.

Konsekuensi ekonomi potensial dari boikot ini sangat penting, mengingat status Swedia sebagai pemain kunci dalam lanskap ekonomi Uni Eropa dan hubungan perdagangannya yang kuat dengan Qatar. Di antara barang yang terkena dampak adalah berbagai komoditas, namun tidak terbatas pada produk makanan, minuman, kendaraan, dan mesin saja.

 

Dilansir Yeni Safak (25/07/2023), aksi boikot semacam ini juga pernah terjadi di masa lalu. Tepatnya pada tahun 2020 setelah pernyataan menyinggung Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang Islam dan karikatur Nabi Muhammad. Saat boikot, ekspor Prancis ke Qatar menurun secara signifikan, sekitar 59%.

Penurunan angka perdagangan yang mencolok ini, dari $4,2 juta pada tahun 2019 menjadi $1,7 juta pada tahun 2020, menggambarkan konsekuensi luas dari boikot yang digagas oleh masyarakat sebagai tanggapan atas anggapan Islamofobia.

Situasi yang sedang berlangsung telah memicu perdebatan global, berfokus pada keseimbangan antara prinsip-prinsip kebebasan berekspresi dan kebutuhan untuk menghormati keyakinan agama yang beragam. Akibatnya, ekspresi protes di ranah virtual mendapatkan momentumnya, terutama di antara negara-negara yang berpenduduk Muslim cukup besar, di mana insiden baru-baru ini ditafsirkan sebagai pelanggaran yang sangat ofensif terhadap keyakinan Islam.

(Hidayatullah)

Beri Komentar