Ayat Ini Dibaca Rasulullah Hingga Pengepungnya Tak Bisa Melihat Beliau

“Jangan. Kalau kita bunuh dia, urusannya akan menjadi berbeda,” sergah pengepung lainnya.

Akhirnya mereka pun pulang dengan tangah hampa. Sementara Rasulullah sudah berangkat hijrah bersama Abu Bakar.

Kisah ayat yang dibaca Rasulullah hingga pengepung tak bisa lihat beliau ini bisa kita dapati dalam Sirah Nabawiyah. Di antaranya Ar Rakhiqul Makhtum yang ditulis oleh Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury. Juga bisa kita dapati dalam Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim yang ditulis oleh Ibnu Katsir.

Tafsir Yasin Ayat 9

Ibnu Katsir menjelaskan, surat Yasin ayat 9 ini telah diturunkan sebelumnya. Yakni saat Abu Jahal mengatakan akan menyakiti Rasulullah.

“Sekiranya aku melihat Muhammad, sunguh aku akan melakukan begini dan begini,” kata Abu Jahal kepada orang-orang kafir Quraisy.

Maka Allah menurunkan surat Yasin ayat 8 dan 9.

Orang-orang kafir Quraisy yang dari tadi menunggu aksi Abu Jahal kesal. “Itu Muhammad, kenapa engkau tidak berbuat sebagaimana yang kamu katakan?”

“Aku tidak melihatnya,” jawab Abu Jahal.

وَجَعَلۡنَا مِنۡۢ بَيۡنِ اَيۡدِيۡهِمۡ سَدًّا وَّمِنۡ خَلۡفِهِمۡ سَدًّا فَاَغۡشَيۡنٰهُمۡ فَهُمۡ لَا يُبۡصِرُوۡنَ

“Dan Kami jadikan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka juga dinding, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (QS. Yasin: 9)

Ketika menafsirkan ayat ini, Mujahid mengatakan bahwa dinding itu menutupi mereka dari kebenaran sehingga mereka kebingungan. Menurut Qatadah, dinding itu menutupi mereka dari kebenaran sehingga mereka berada dalam kesesatan.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, mereka yang kukuh dalam kekafiran diumpamakan seperti orang yang terjepit di antara dua tembok penghalang tanpa bisa melihat ke depan dan ke belakang. Mereka membutakan diri terhadap ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak mau memperhatikan dan merenunginya.

Demikian kisah ayat yang dibaca Rasulullah hingga pengepung tak bisa lihat beliau serta tafsirnya. Yakni tafsir Surat Yasin ayat 9. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/Kisahikmah]