Surat Pejuang HAMAS di Gaza untuk Muslim Indonesia

Hafalan antum pasti lebih banyak daripada kami. Semua pegawai dan pejuang hamas disini wajib menghafal Surah Al – Anfal sebagai nyanyian perang kami, saya menghafal di sela – sela wkatu istirahat perang, bagaimana dengan kalian?

Akhir desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 Juz anakku yang pertama. Ia merupakan 1 diantara 100 anak yang tahun ini menghafal Al – Qur’an dan umurnya baru 10 tahun.

Saya yakin anak – anak kalian jauh lebih cepat menghafal Al-Qur’an ketimbang anak – anak kami disini. Di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian yang menyebar seperti jamur di musim hujan. Disini anak – anak belajar diantara puing – puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah di ratakan, di atasnya diberi beberapa helai daun kurma.

Ya, di tempat itu mereka belajar, saudaraku. Bunyi setoran hafalan Qur’an mereka bergemuruh diantara bunyi – bunyi senapan tentara Israel. Ayat – ayat jihad paling cepat mereka hafal. Karena memang di depan mereka tafsirnya, langsung mereka rasakan. Oh iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan aksi demo – demo kalian. Subhanallah, kami sangat terhibur, karena kalian merasakan apa yang kami rasakan disini.

Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami disini termasuk kalian yang di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan, saudaraku. Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhuwah kalian kepada kami. Do’a – do’a dan dana telah kami rasakan manfaatnya.

Oh iya, hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telpon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi.

Salam untuk semua pejuang –pejuang Islam, ulama – ulama dan calon Mujahidin – mujahidin kalian.

Abdullah Gaza
Seluruh isi surat ini telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Arab, yang dikirim oleh seorang bernama Abdullah Al-Ghaza yang berasal dari Gaza city-Jalur Gaza melalui surat elektronik dan artikel diterbitkan oleh Buletin Islami. (kl/kfr)